Beranda > Uncategorized > Bukti Kreativitas Sineas Makassar

Bukti Kreativitas Sineas Makassar


— Premiere Film Rindu Randa</em>

Gambar

Pemeran utama film Rindu Randa, Afrizal Sadiq (kiri), Dimi Cindyastira (tengah), dan Jimmy Saputra berfoto bersama di Capitol Theatre Gedung Kesenian Societeit de Harmonie, Makassar

Sineas Makassar terus menunjukkan kreativitasnya dalam membuat film. Film demi film terus diproduksi dan mendapat apresiasi luas masyarakat. Setelah film Memburu Harimaumenyita perhatian publik dan masuk nominasi film pendek terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2012, kini Meditatif Film Workshop kembali memproduksi film Rindu Randa karya sutradara Rusmin Nuryadin.

Pemutaran perdana film ini dilakukan di Capitol Theatre Gedung Kesenian Societeit de Harmonie, Jalan Riburane Makassar tadi malam. Ratusan penonton menghadiri premiere film ini tadi malam. “Kami sering membuat filmfilm pendek, tapi kebanyakan filmnya bercerita tentang korupsi atau hal yang berbau kritik sosial. Khusus Rindu Randa, ini adalah sebuah film cerita ringan yang bisa dinikmati semua kalangan,” kata Adin, sapaan akrab Rusmin Nuryadin tadi malam.

Sebelumnya Adin juga terlibat dalam pembuatan film Aliguka, Cindolo na Tape dan Memburu Harimau. Rindu Randa diawali dengan cerita kehidupan persahabatan seorang wanita bernama Randa (Dimi Cindyastira) bersama dua teman prianya, Antara dan Igor. Dalam perjalanan kisahnya, Igor pergi meninggalkan Randa dan Antara.

Persahabatan Randa dan Antara pun berubah setelah muncul perasaan khusus dalam diri Antara terhadap Randa. Seiring perjalanan waktu, Igor pulang ke kampung halamannya dan bertemu kembali dengan kedua sahabatnya itu. “Kehidupan mereka langsung berubah setelah kedatangan Igor. Intinya, cerita film ini arahnya lebih kepada cerita cinta segitiga antara Randa, Igor dan Antara. Statement filmnya menekankan sebuah pertanyaan mengapa penting kita menjadi dewasa ketika dunia tak lagi sama,” paparnya.

Dia mengaku, visi utamanya dalam film ini adalah ingin memperlihatkan kepada penonton tentang kreasi yang bisa dilakukan sineas Makassar. “Melalui film yang berdurasi 75 menit ini saya harapkan masyarakat percaya bahwa kita di Makassar juga bisa berkreasi dengan kualitas yang baik,” kata pria yang menempuh pendidikan filmnya di Yogyakarta ini.

Terkait inisiatif menjadikan Gedung Kesenian sebagai studio mini untuk pemutaran film, Rusmin mengatakan upaya tersebut ditempuh karena sulit dan mahal jika harus memutar film di bioskop. “Kami juga ingin menghidupkan bioskop alternatif. Ini bukanlah perlawanan kita terhadap bioskop-bioskop besar. Intinya bagaimana kita membuat film dan kita putar sendiri filmnya,” tuturnya.

Pemutaran Rindu Randa rencananya rencananya berlangsung hingga 4 Juni di Capitol Theatre yang berkapasitas 60 orang.

● YUSDIN RUKKA Makassar

Kategori:Uncategorized
  1. Juni 27, 2013 pukul 5:07 pm

    Hurrah, that’s what I was searching for, what a material! existing here at this blog, thanks admin of this site.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar